Translate

Jumat, 27 Januari 2012

TRANSLITERASI HURUF ARAB LATIN


TRANSLITERASI HURUF ARAB LATIN

A.     PENDAHULUAN
Adanya transliterasi huruf Arab ke huruf Latin ini berawal dari kebutuhan orang Indonesia yang menginginkan menulis huruf Arab dengan huruf Latin dan menterjemaahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya hal tersebut maka pemerintah pada tahun 1983 menunjuk Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke aksara Latin supaya seragam dan tidak salah kaprah.
Untuk menanggapi hal tersebut kemudian badan Litbang Agama mengadakan seminar dan mengundang beberapa tokoh untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke aksara Latin. Diantaranya tokoh yang diundang waktu itu adalah:


1.      H. Sawabi Ihsan
2.      Ali Audah
3.      Prof. Ghazali
4.      Prof. HB Jassin, dan
5.      Drs. Sudarno M. ed

 Kemudian pedoman itu di sahkah bersama oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0542/b/u/1987, tertanggal 10 September 1987 dengan beberapa perubahan. Perubahan dilakukan mengingat alasan kemudahan penghafalan dan penguasaannya.
Penguasaan kaidah sangatlah penting mengingat praktik transliterasi akan terganggu, tidak cermat, dan akan menimbulkan kesalahan jika pedomannya tidak benar-benar dikuasai.
B.       PENGERTIAN TRANSLITERASI
Kata transliterasi berasal dari kosa kata bahasa Inggris transliteration, yaitu trans yang berarti pindah, alih, ganti dan literation yang berarti liter, huruf. Jadi, bisa disimpulkan bahwa  transliterasi huruf Arab Latin adalah penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya.
C.     PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
  1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.

No
Huruf Arab
Huruf Latin
Keterangan
1
ا

tidak dilambangkan
2
ب
b
be
3
ت
t
te
4
ث
ts
te dengan es
5
ج
j
je
6
ح
h
ha dengan garis bawah
7
خ
kh
ka dengan ha
8
د
d
de
9
ذ
dz
de dengan zet
10
ر
r
er
11
ز
z
zet
12
س
s
es
13
ش
sy
es dengan ye
14
ص
s
es dengan garis bawah
15
ض
d
d dengan gaaris bawah
16
ط
t
te dengan garis bawah
17
ظ
z
zet dengan garis bawah
18
ع
koma terbalik di atas hadap kanan
19
غ
gh
ge dengan ha
20
ف
f
ef
21
ق
q
ki
22
ك
k
ka
23
ل
l
el
24
م
m
em
25
ن
n
en
26
و
w
we
27
h
ha
28
ء
,
Apostrof
29
ي
y
ye


  1. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong ), serta madd.

a.      Vokal tunggal (monoftong)

No
Huruf Arab
Huruf Latin
Keterangan
1
     َ     
A
Fathah
2
           ِ  
I
Kasrah
3
 ٌ
U
dammah

b.      Vokal rangkap (diftong)

No
Huruf Arab
Huruf Latin
Keterangan
1
ي           .
Ai
a dengan i
2
و            .
Au
a dengan u

Contoh:


كتب  : kataba
فعل   : fa’ala




c.       Vokal panjang  (madd)

No
Huruf Arab
Huruf Latin
Keterangan
1
اﻳ
Â
a dengan topi di atas
2
ي
Î
i dengan topi di atas
3
 ىو
Û
u dengan topi di atas

Contoh:
قال    : qâla
رمى  : ramâ

  1. Ta marbûtah

Ta marbûtah ini diatur dalam tiga katagori:
a)      huruf ta marbûtah pada kata berdiri sendiri, huruf tersebut ditransliterasikan menjadi /h/, misalnya: محكمة menjadi mahkamah.
b)      jika huruf ta marbûtah diikuti oleh kata sifat (na’at), huruf tersebut ditransliterasikan menjadi /h/ juga, misalnya:المدينة المنورة  menjadi  al-madÎnah al-munawarah.
c)      Jika hurup ta marbûtah  diikuti oleh kata benda (ism), huruf  tersebut ditransliterasikan menjadi /t/ misalnya:روضة الأطفال  menjadi raudat al-atfâl.

  1. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:   نزّل : nazzala
ربّنا        : rabbanâ
                                           
  1. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال. Namun, dalam transliterasi menjadi /al-/ baik yang diikuti oleh huruf syamsiah maupun kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah, misalnya : الفيل (al-fîl), الوجود (al-wujûd), dan الشمس (al-syams bukan asy-syams)

  1. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:


تاخذون      : ta’khudzuna
النّوء            : an-nau’
 اكل           : akala
انّ              : inna



  1. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang (artikel), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya, seperti: al-Kindi, al-Farobi, Abu Hamid al-Ghazali, dan lain-lain (bukan Al-Kindi, Al-Farobi, Abu Hamid Al-Ghazali). Transliterasi ini tidak disarankan untuk dipakai pada penulisan orang yang berasal dari dunia nusantara, seperti Abdussamad al-Palimbani bukan Abd al-Shamad al-Palimbani.

  1. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah.
Contoh:
الخلفاء الراشدين            : al-Khulafa al-Rasyidin
صلة الرحم        : silat al-Rahm
الكتب الستة       : al-Kutub al-Sittah
D.      PENUTUP
Dengan penyeragaman penulisan huruf Arab menjadi huruf Latin diharapkan para penulis dapat membedakan huruf dan menggunakannya secara tepat sehingga tidak terjadi kesalahan bunyi, kesalahan penulisan, dan kesalahan makna.
Namun, lagi-lagi, penulisan kata-kata tersebut sering tidak seragam. Jadi, sekali lagi, meskipun sudah ada pedoman Transliterasi Arab-Latin SKB Menag dan Mendibud, tidak jarang buku-buku pelajaran agama ataupun buku agama yang lain masih belum seragam mengeja kosakata Arab tersebut.
Akhirulkalam, menjadi tugas lembaga-lembaga bahasa untuk gencar menyosialisasikan pedoman transliterasi Arab-Indonesia. Jika perlu, pedoman itu direvisi untuk mengakomodasi ragam pendapat yang ada.



REFERENSI
  1. Fitriyah, Mahmudah, dan Ramlan A. Gani. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK PRESS. 2010
  2. http://s3.amazonaws.com/

3.      http:// www.infobahasa.com/