KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A. Definisi
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang
saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action)
yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah
kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap
pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara
dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
(Wiryanto, 2004).
Komunikasi
interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada komunikasi yang
terjadi secara berlangsung antara dua orang. Beberapa teori yang akan anda baca
dalam buku ini berawal dari konteks interpersonal. Konteks ini sangat kaya akan
hasil penelitian dan teori, dan mungkin merupakan konteks yang paling luas di
bandingkan konteks lain nya. Konteks interpersonal banyak membahas tentang
bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan, dan
keretakan suatu hubungan (Berge, 1979;dainton dan stafford,2000).
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk
mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan
media. (Burgon & Huffner, 2002)
Definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu
suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk
mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid
& Harari).
komunikasi antarpribadi menurut Devito (1976) dalam
Liliweri (1991:12) merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima
oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek atau umpan balik yang
langsung
Komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat
maupun organisasi (bisnis dan non bisnis) dengan menggunakan media komunikasi
tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal) untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, paling tidak
ada 5 hal tertentu yang perlu diperhatikan dalam mencermati definisi Komunikasi
antarpribadi yakni :
1. Komunikasi
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Misalnya dialog antara dua orang.
2. Menggunakan
media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka.
3. Bahasa
yang digunakan biasanya bersifat informal (tidak baku) , kadang-kadang
menggunakan bahasa daerah, bahasa pergaulan atau bahasa campuran.
4. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal atau
pribadi bila komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat, dan untuk pelaksanaan
tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi. Di dalam suatu
masyarakat, komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi antara
seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu yang bersifat pribadi.
5. Terjadi
proses pertukaran makna antar orang yang saling berkomunikasi. yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal
balik dan akhirnya terjadi kesamaan pemahaman antara orang yang berkomunikasi.
B. Karakteristik
Komunikasi Antarpribadi
Judy
C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu
:
1. Komunikasi
antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).
Berbagai
persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari
dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman
kita. Contoh : ketika kita berbicara dengan orang lain, maka kita akan
mengungkapkan apa yang kita persepsikan
2. Komunikasi
antarpribadi bersifat transaksional.
Anggapan
ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak
menyampaikan dan menerima pesan. Contoh : ketika dua orang sedang
berkomunikasi, tentu adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.
3. Komunikasi
antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Maksudnya
komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan
bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan
persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman bermain dll.
4. Komunikasi
antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Contoh : A dan B ketika berdialog selalu berdekatan supaya bisa
di dengar.
5. Komunikasi
antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya
(interdependen) dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B
satu sama lain saling bergantungan
6. Komunikasi
antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.
Jika
kita salah menguapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita
dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang
pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan
dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses
komunikasi antar manusia, hal ini akan sangat tergantung dari respons partner
komunikasi kita.
Menurut Barnlund
(dikutip dalam Alo Liliweri: 1991), ciri-ciri mengenali komunikasi antarpribadi
sebagai berikut:
1. Bersifat spontan.
2. Tidak berstruktur.
3. Kebetulan.
4. Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
5. Identitas keanggotaan tidak jelas.
6. Terjadi sambil
lalu.
Edna
Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses
komunikasi antarpribadi mengasumsikan bahwa komunikasi antarpribadi membentuk
struktur sosial yang diciptakan melalui proses komunikasi.
Ciri-ciri
komunikasi antarpribadi menurut Rogers adalah:
1. Arus pesan dua arah.
2. Konteks komunikasi dua arah.
3. Tingkat umpan balik tinggi.
4. Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif
lambat.
6. Efek yang
terjadi perubahan sikap.
Selanjutnya
salah satu karakteristik penting dari hubungan antarpribadi adalah bahwa
hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan atau diakhiri berdasarkan
kemauan atau kesadaran kita. Kita terlahir kedalam berbagai hubungan, sebagian
berkaitan dengan pekerjaan dan lainnya merupakan hasil dari perkawinan, dan
kita tidak selalu bebas untuk dapat membentuk hubungan. Hubungan semacam ini
berbeda dari hubungan yang secara sadar kita pilih atau bentuk, karena
kendala-kendala yang terdapat pada perilaku para partisipannya. Artinya, kita
tidak bisa begitu saja memutuskan keluar dari hubungan antara kita dengan
pimpinan, teman, orang tua, adik atau kakak tanpa harus mengorbankan sesuatu
(pekerjaan, perasaan, dsb.). meskipun demikian banyak pula hubungan yang tidak
kita rencanakan, dapat menghadirkan dukungan sosial.
C. Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling
efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Setelah kita
memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara
komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan
sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut
Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai berikut
:
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek
dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang
berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri
pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat,
gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk
memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap
segala sesuatu yang dikatakannya.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam
menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah
pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan
kita di masa kini tersebut.
Johnson Supratiknya, (1995: 14) mengartikan keterbukaan
diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang
telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadiankejadian
yang baru saja kita saksikan.
Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri
kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam
melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut
membuka diri.
Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005: 136) mengemukakan bahwa
karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut:
a. Menilai pesan
secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika.
b. Membedakan
dengan mudah, melihat nuansa, dsb.
c. Mencari
informasi dari berbagai sumber
d. Mencari
pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
Misalnya dalam komunikasi antarpribadi satu sama lain
mengungkapkan semua isi hatinya dan tujuannya seperti curhat kepada teman
dekat, curhat kepada ibu. Contoh lain adalah menghargai dan menerima kritikan
sebagai bagian dari proses pendewasaan terhadap diri sendiri.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu
bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang
berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang
lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka
terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Dapat
memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima penghargaan
tanpa merasa bersalah.
Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa rasa positif adalah
adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian
yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antarpribadi hedaknya antara
komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam
hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan
hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Rahmat (2005: 105) menyatakan bahwa
sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan
perasaan diri; positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang
positif, akan lahir pola perilaku komunikasi antarpribadi yang positif pula.
Contoh : dalam berkomunikasi antar individu selalu berlaku jujur dan selalu
berperasangka baik terhadap orang yang di ajak komunikasi.
Contoh lain misalnya sam adalah anak yang rajin, ia
optimis dengan belajar yang tekun dan rajin, maka dia akan berhasil dan sukses.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh
kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak,
perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya. Contoh : seorang siswa SMP
akan lebih bisa terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan kepada kakak atau
adik kelasnya.
Contoh lain seperti murid laki-laki dan murid perempuan
sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah sebagai siswa, maka tidak ada
perbedaan yang mengakibatkan salah satunya merasa terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain,
sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam
kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.
Rahmat (2005: 135) mengemukakan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah sikap
memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan
diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status,
kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan
tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada
tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada
perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses komunikasi akan berjalan
dengan baik dan lancar.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan
dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara
emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami
orang lain. Contoh : Dua jurnalis yang dikirim pada suatu kasus sosial. Dua
jurnalis ini sama-sama memiliki ilmu yang hebat dalam jurnalistik. Pembedanya
adalah, salah satu jurnalistik ini hanya terpaku pada pedoman jurnalistik tanpa
mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, karena itu informasi yang ia peroleh
hanyalah berasal dari orang-orang yang benar-benar mau bekerja sama dengannya.
Berbeda dengan jurnalis lainnya. Ia berusaha mendekatkan diri pada korban,
keluarga korban, dan kerabat dekatnya, ia juga merasakan hal yang sama
dirasakan oleh korban, karena itu bagi keluarga korban dan kerabat-kerabatnya,
jurnalis tersebut merupakan teman yang baik, dan bisa untuk berbagi kesedihan.
Inilah perbedaan mendasar dari dua orang jurnalis dengan sudut pandang hati
nurani.
Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung kondusif
apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukkan rasa empati pada komunikan
(penerima pesan). Menurut Sugiyo (2005: 5) empati dapat diartikan sebagai
menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang
lain. Sementara Surya (Sugiyo, 2005: 5) mendefinisikan bahwa empati adalah
sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang
nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan
keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran dan
keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu tersebut dapat berempati.
Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antarpribadi, maka
suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling
pengertian dan penerimaan.
Menurut Winkel (1991: 175) bahwa empathy yaitu, konselor
mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan siswa, seolah-olah konselor
pada saat ini menjadi siswa, tanpa terbawa-bawa sendiri oleh semua itu dan
kehilangan kesadaran akan pikiran serta perasaan pada diri sendiri.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri
seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling
memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Contoh : ketika dua orang
sahabat mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu sama lain akan memberikan
dukungan supaya keduanya diterima di universitas yang diinginkannya.
Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi
dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam
komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo (2005: 6) dalam komunikasi
antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih
dari komunikator. Rahmat (2005 :133) mengemukakan bahwa “sikap supportif adalah
sikap yang mengurangi sikap defensif”. Orang yang defensif cenderung lebih
banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan
dari pada memahami pesan orang lain.
Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan. Kita dapat menyatakan komunikasi akan lebih
efektif bila para komunikan saling menyukai. Dalam pendidikan, atraksi
interpersonal telah diteliti pengaruhnya terhadap prestasi akademis. Lott dan
lott (1966) menemukan bahwa murid-murid belajar bahasa spanyol lebih cepat bila
bekerja sama dengan orang-orang yang mereka senangi. Nelson dan Neadow (1971)
membuktikan dengan eksperimen bahwa pasangan mahasiswa yang mempunyai sikap
yang sama membuat prestasi yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas mekanis
dibandingkan dengan pasangan yang mempunyai sikap yang berlaian.
Maka
dalam hal ini komunikasi antar personal akan berjalan secara efektif bila
komunikan dan komunikator saling menyukai atau dengan kata lain tertanam
hubungan emosional yang kuat dan baik.
D. Tujuan
Komunikasi Antarpribadi
Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain
sebagai berikut :
1. Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.
2. Berbagi
pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk
berbagi pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan. Contoh : ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan
menceritakan dan berbagi pengalaman yang di alaminya selama di luar negeri
3. Menumbuhkan
simpati
Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi
kepada sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya
sehingga akan timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4. Melakukan
kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama
antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas
mata kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau
lebih. Maka dengan komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat
menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.
5. Menceritakan
kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan
rasa kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu,
sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong
ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan
curhat kepada ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan
atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.
6. Menumbuhkan
motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar
dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang
cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara
seperti pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial,
memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan
temannya, maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada
temannya untuk tetap teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan media telepon atau tatap muka (face to face) dan terjadinya
interaksi dialog diantara keduanya dengan bahasa yang biasanya informal dan
mempunyai maksud serta tujuan tertentu untuk saling bertukar pikiran dan
perasaan dengan tujuan adanya hubungan timbal balik serta kesamaan pemahaman
dari komunikasi tersebut.
Karakteristik
komunikasi antarpribadi meliputi beberapa hal yaitu : dimulai dengan diri
pribadi (self), bersifat transaksional, mencakup aspek-aspek isi pesan
dan hubungan antarpribadi, adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang
berkomunikasi, melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan
lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi, dan tidak dapat diubah
maupun diulang.
Efektifitas komunikasi antarpribadi akan terjadi bila ada
keterbukaan (opennes), positif (positiveness), kesamaan (equality),
empati (empathy), dan dukungan (supportiveness).
Dan
tujuan komunikasi antarpribadi adalah menyampaikan
informasi, berbagi pengalaman, menumbuhkan simpati, melakukan kerja sama,
menceritakan kekecawaan atau kekesalan, menumbuhkan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo.1991. Komunikasi Antarpribadi.
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Penerbit
Erlangga.
Sendjadja, S. Djuarsa.2004. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas
Terbuka.
M. Ghojali Bagus A.P. 2010. Buku Ajar Psikologi Komunikasi – Fakultas
Psikologi Unair.
West, Richard dan Lynn H. Turner.2008. Pengantar Teori Komunikasi.
Jakarta : Salemba Humanika.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Sugiyo. 2005. Komunikasi Antarpribadi. Semarang: UNNES Press.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi
Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Kholidil Amin
BalasHapuswww.kholidilamin.com